Monday, December 5, 2011

The Traveler


Bab I
Start of the Jurney

Kami adalah orang- orang yang mencari artefak yang memiliki kekuatan magis. Namaku  Val, aku adalah seorang “Spellcaster” yang menggunakan sihir bertarung jarak menengah. Lalu dua orang temanku Criss dan Fess mereka memang saudara kembar, tetapi memiliki gender yang berbeda. Criss dia juga “Spellcaster” sepertiku hanya saja dia adalah petarung jarak jauh yang sangat hebat dan memang dia lebih hebat dariku dalam hal penggunaan “Spell” jarak jauh dan menengah. Dan, yang terakhir Fess, satu – satunya cewek di kelompok ini, tetapi dia adalah yang paling ditakuti di kelompok ini  karna jika dia marah maka habislah kita ^_^  , Dan satu lagi kami sedang berada dimana terdapat sebuah artefak kuno yang bisa dibilang hebat. Sesampainya disana, kami memukan sebuah naskah yang tertulis di dinding reruntuhan ini.
Val, kamu bisa membacanya kan? Apa yang tertulis di sana? “kata Criss”
Tunggu sebentar, ini . . . . . .  ini kan spell yng digunakan untuk “Spellcaster dan, aku masih belum menguasainya! Walaupun aku bisa membacanya “jawabku”
Kalau begitu kamu baca saja! “pinta Criss”
Lha, bukanya kamu juga bisa?
Memang bisa, sudah kamu baca yang saja itu!
. . . . . . . . . rastel skill magister soul of wind came to me
. . . . .  tuh kan aku nggak bisa! “kataku”
Sudah, baca lagi! “kata Criss”
Hei-hei! Kenapa harus aku??? Aku kan sudah pernah bilang kalau aku memang gak bisa benar membaca tulisan  ini!  “kataku kepada  Criss”
Baca saja! “jawab Criss sambil memukul kepalaku”
Aku masih belum sanggup untuk menggunakan spell itu!!
Tidak!! Kamu pasti bisa melakukanya, dan aku percaya kepadamu! “bantah Fess”
Ya! Kamu pasti bisa! “tambah Criss”
Aku malas  “kataku”
Sudah kamu pasti bisa! “tegas Fess”
Yah. Kalau begini aku sudah kalah dalam suara sepertinya “keluhku”  Dan akupun mulai membacakan spell yang aku kuasai untuk mencoba melepaskanya, melepaskan apa yang selama ini di kunci di dalam sana.
suol of wind came to me soul of nature come to me
. . . . . . Hei, kenapa tidak ada respon sama sekali? Aku sudah membacakan spellnya dua kali, dan tidak ada respon! “kataku”
Aneh biasanya spelll yang dia gunakan selalu berhasil“jawab Criss”
Ya ini memang aneh “tambah Fess”
Lalu sekarang bagaimana? “tanyaku”
Hmm.... sepertinya ada yang salah disini “kata Criss” kenapa spell-mu tidak berhasil? “tambahya’
                Itu bukan kemauanku! Aku juga tidak tahu kenapa begini! “jawabku”
                Hei kalian! Sepertinya di sana ada ruang lain! “kata Fess” lalu dia menuju ke ruangan tersebut.


                Fess tunggu !!! jangan sembarangan! “kataku”
                Hei  Val, cepat susul dia! Aku yang mencobanya di sini! Mungkin di sana ada artefak yang lain! “kata Criss kepada-Ku” Jaga dia! Jika terjadi apa-apa padanya akan ku hajar kau!
                Hei-hei tenang saja! Dia kan sangat hebat! Jangan khawatir! Aku pasti akan menyusulnya “kataku” sambil berjalan dengan malas.
                Hei Val! Cepat susul dia! “Bentak Criss” dan akupun mempercepat jalanku (kalau sudah begini ya harus dipercepat ^_^).
~Setelah aku berada di dalam bersama Fess~
                Hei Fess apa yang kamu temukan? “tanyaku” Lho? Ini kan . . . .
                Ini surat peringatan bagi yang ingin membuka pintu tersebut, hei Val! Kamu bisa membacanya kan? Tolong baca ini “pinta Fess”
                Hah! Aku lagi yang kena? T_T
                Tolonglah Val . . . .
                Ya . . ya . . disini mengatakan barang siapa yang membuka pintu tersebut maka dia akan mulai mulepaskan makhluk kutukan yang ada di dalam sana, dan jika dia tidak mampu untuk mengalahkanya maka ia akan dirasuki oleh demon tersebut. Tetapi, jika dia berhasil mengalahkanya maka ia akan mendapatkan kekuatan yang sangat besar, kira-kira begitulah isinya.
                Kalau begitu kakak sekarang berada dalam bahaya! Kita harus segera memperingatkanya sebelum terlambat!
                Ya, itu memang benar! Ayo cepat kita kesana!
                Grrrrrr. . . . . . .roarrrr . . . . . .
                Argh . . . . . . . ..
                Val itu kan suara kakak! Ayo cepat kita kesana! “kata Fess”
                Kamipun dengan tergesa-gesa pergi ke sana. Sesampainya di sana aku melihat Criss sudah terluka parah.
                Kakak!!!!! “kata Fess”
Criss!!! Kamu tidak apa – apa? “tanya Fess”
Dengan cepat aku menggunakan spell jenis pelindung Exflarnsio, semoga ini bisa menahanya! “kataku”
Kalian berdua, kalahkan dia dulu, jangan pedulikan aku! “kata Criss”
Tapi kakak  . . . . . “kata Fess”
Sudahlah cepat kalahkan dia terlebih dahulu! “potong Criss”
Fess, kamu bisa menggunakan sihir support gak? “tanyaku”
Bisa tapi hanya dasarnya saja! “kata Fess”
Kita lawan dia terlebih dahulu “kataku”
Tapi kakak, bagaimana dengan kakak? “tanya Fess”
Fess, tenang saja Criss orang yang kuat, dia pasti bisa bertahan! Karnanya kita di minta untuk mengalahkanya. Aku percaya pada Criss.
. . . . . . .
Fess! ayo kita kalahkan dia terlebih dahulu!
Ya baiklah Val! Ini demi kakak!
(tersenyum) Fess dengarkan aku, aku akan menyerangnya dari jarak dekat dan kamu tolong bantu aku ya?
Ya tidak masalah bagiku
50 Arrow of Light spellcast!!!Aku melakukan spell tingkat 2”
Reflexio!!! Fess menambahkan sihir pelindung untuku.
~Spellku ta berpengaruh terhadapnya~
Grrahh . . . . .
Ugh!! Akh . . . .  Demon itu memukul ke arah perutku!
Val . . . . . !!!
Ugh itu memang menyakitkan, tapi aku harus tetap melakukanya!
Val, kamu baik–baik saja??? “tanya Fess”
Tenanglah, aku tidak apa-apa
Fess awas, dibelakangmu!
Kya a . . . . .
~Bugh, lalu Fess terlempar karena pukulan itu~
Kau! Beraninya kau menyakiti temanku! Kalau begini aku tidak akan menahan diri lagi! “kataku”
magea rebea obscura complexio
Graaa . . . ! Demon itu bergerak untuk menyerang lagi
Heah! Secara reflek tubuhku bergerak untuk menangkis seranganya, lau setelah itu kesadarnku pun mulai hilang dan . . . . . .
Val! Hey Val, sadarlah Val!
Suara siapa itu? “ pikirkiu” Ugh . . . apa yang terjadi? Disini?
Val, kamu hebat! Kamu bisa mengalahkan Demon itu!
Fess! apa yang terjadi?
Kamu sudah mengalahkan Demon itu! “kata Fess”
Apa!? Kamu serius!? “tanyaku kaget”
Ya itu memang benar! “kata Fess”
Tapi dimana Criss?
Aku tidak tahu, setelah pertarungan itu Criss hilang bersama Demon itu tidak, bahkan semuanya hilang.
(Apa!? Apa mungkin dia . . . .) “pikirku”
Hei Fess, kamu yakin Criss juga ikut menghilang di sana? “tanyaku”
Entahlah, tapi semoga saja dia selamat. “kata Fess”
Aku juga berharap demkian.
Eh Val, bagaimana caramu mengalahkan Demon itu?
Uhm . . . itu . . . aku juga tak ingat persisnya.
Jadi . . . kamu nggak sadar?
Itu bisa jadi! “kataku”
Jadi kamu yang menolongku tadi?
Akupun tidak tahu pasti mengenai hal itu.
. . . . . . . . . . . . .
Tidak ada yang berbicara setelahnya. Setelah lama terdiam akhirnya Fess mulai angkat bicara.
Val, maukah kamu membantuku mencari kakak?
Tentu saja aku mau membantumu, tapi sekarang kamu harus istirahat terlebih dahulu.
Tapi . . . . .
Fess! badanmu pasti sudah lelah! Jangan memaksakan diri!
 . . . . . . . . Itu memang benar tapi seharusnya aku yang berbicara seperti itu kepadamu.
                Ya, itu tidak apa-apa . . . . . . . tiba-tiba semuanya menjadi kabur dan gelap.
 . . . . . .
Heh dimana ini? “tambahku”
~Aku ada di sebuah kamar yang cukup besar mungkin sebesar aula~
                Wah aku lupa! Kamu sudah sadar! Ini di rumahku “kata Fess”
                Fess! kenapa aku ada di sini?
                Kamu sudah pingsan dari kemarin.
                Pingsan????
                Ya, setelah pertarungan itu kamu pingsan seharian ini.
                Bagaimana dengan Criss?
                Dia belum kembali, mungkin di dibawa oleh Demon itu.
                Criss, kita harus menyelamatkanya! “lalu aku mencoba untuk bangun”,  Ughh . . .
                Val! Jangan memaksakan diri! Kamu masih belum boleh banyak bergerak “kata Fess”
                Maaf Fess, tapi kamu tadi bilang ini rumahmu?
                Ya, lalu kenapa?
                Dimana keluargamu? Kenapa kamu bisa membawa aku ke sini? Biasanya kamu tidak mau aku ke sini.
                Tentu saja kamu ku bawa ke sini, kamu sudah luka parah gitu, mau dibawa kemana lagi? Rumahku adalah yang terdekat dari tempat itu.
                Oh, jadi gitu, tapi kenapa kamu pake gaun kayak gitu? (dari tadi aku bingung, tumben Fess mau memakai gaun, tapi asli dia cantik banget ^_^).
                Memangnya ga boleh ya?
                Gak pa-pa sih, tumben mau pake gaun?
                Kenapa? Jelek ya?
                Gak kok, tapi kok mau sih kamu pake gaun?
                Ya, itu karena dipaksa sama orang-orang di sini, kalau ga, ngapain aku pake gaun.
                Oh . . . . lalu suasana hening sementara.
                Eh iya, kamu lapar ga?
                . . . . . . . . hmm. . . . . . . . Sebenarnya sih iya, tapi males bilangnya hehehe.
                Males apa malu?
                . . . . . . . . . . . . . Dua-duanya sih.
                Ya udah, ayo kita makan dulu! Nanti lanjutkan lagi pembicaraanya.
                Kamu duluan saja, aku mau ke toilet sebentar.
                Memangkamu tahe dimana toiletnya?
                Nggak sih, hehehe (^_^).
                Dasar!! Toilet ada di pojok sana!
                Oh, ya sudah aku ke sana dulu ya!
                Eh Val, kamu udah bisa jalan? Bagaimana caranya? Kata Dokter tadi kakimu nggak akan bisa digerakan untuk sementara.
                Apanya? Aku rasa kakiku ga apa-apa.
                Aneh sekali, apa Dokter itu bohong? Tapi, lukamu masih sakit ngga?
                Tenang saja, masalah itu ngga usah dipikirkan.
                Tapi luka itu kan . . . . .
                Santai saja, sebentar juga sembuh.
                Ya sudah kalau gitu, kamu ku tunggu di ruang makan
                Setelah itu Fess pergi meninggalkan aku, aku pun beranjak pergi ke toilet. Setalah itu aku menyusul Fess ke ruang makan.
                Wah Fess, rumahmu besar juga ya, aku sampe tersesat tadi!  “kataku”
                Tersesat!? Eh, Val, aku hampir lupa, aku menemukan gelang ini di dekat reruntuhan itu “kata Fess”
Makasih, aku mencari ini kemana-mana
Memang ini untuk apa?
                Sudahlah, hal itu ngga usah dibicarakan, aku sudah lapar nih!
                Huh, dasar! Ya sudah, ayo kita makan dulu!
                ~Setelah itu kamipun makan dan mulai merencanakan bagaimana untuk mencari Criss, dan menurut informasi yang kami temukan banyak orang yang telah melihat Demon di daerah “Kota Zerien”, jadi kami mencoba untuk pergi ke sana.~
                Hey Val, kamu lama sekali? “kata Fess”
                Biarlah, persiapanya banyak nih! “jawabku”
                Emang kamu  bawa apa aja?
                Banyak, sini kalo mau lihat!
                . . . . . . . hah!? Apaan nih?
                Inilah bawaanya!
                Mau kamu taruh dimana?
                Nih, aku punya item ini. Ini gunanya untuk nyimpen barang.
                Kotak kecil ini? Emangnya bisa?
                Tentu saja! “jawabku mantap”
                Setelah itu kami mempersiapkan bekal untuk keperluan diperjalanan. Lalu Fess mengajaku untuk mencari peralatan yang mungkin berguna di tempat ayahnya.
                Hei Fess, kamu yakin nih? “tanyaku”
                Tentu saja, memang kenapa? “dia balik bertanya”
                Bapakmu kan killer gitu, katanya Criss aja yang sering ke rumahmu takut sama bapakmu padahal dia kakakmu.
                Nggak kok, bapaku baik! Kalaupun dia marah pasti kamu juga yang kena!
                Nggak ah, aku gak mau!
                Kenapa?
                Ga rela aku dimarahi oleh bapakmu, “kataku berbisik”
                Apa? Aku nggak dengar? “kata Fess”
                Ng . . . . ngak kok nggak apa-apa
                Eh Val, sebenarnya yang ditanganmu itu apa sih? Sepertinya itu sangat berharga? ”tanyanya”
                Memang, ini emang penting bagiku. “jawabku
                Penting?
                Ya, ini adalah pemberian teman lamaku mungkin kita akan  bertemu di Zerien!
                Jadi ini hadiah dari temanmu, tapi baru  kali ini aku melihat kamu melepasnya!
                Memang, aku kan seharusnya nggak boleh melepasnya.
                Maksudmu?
                Ya, kalau di lepas nanti hilang (^_^) Kemarin saja gelang ini hampir hilang, untung kamu menemukanya!
                Untuk apa gelang ini, memang ini sangat penting ya?
                Ya, bisa dikatakan demikian.
                Memang ini untuk apa?
                Bagaimana menjelaskanya ya . . . . begini gelang ini sebenarnya ada 1 pasang, dan pasanganya di bawa oleh orang yang sangat berharga bagiku.
                Jadi maksudmu pasangan gelang ini di bawa oleh kekasihmu?
                Ng . . . nggak! Yang membawa pasanganya adalah kakaku!
                Jadi kamu punya kakak?
                Ya, tapi sayangnya dia sudah meninggal.
                . . . . . Maaf, aku sudah menanyakanya. “kata Fess”
                Nggak apa-apa! Bagaimana, persiapanya sudah beres? kalau sudah ayo kita mulai perjalananya! “seruku”
                Baiklah, kita akan berangkat 10 menit lagi!
                Memangnya kita nunggu apa?
                Lihat saja nanti! (>_^)
                Setelah 10 menit ada satu lifter datang ke arah kami. *Lifter adalah sejenis pesawat pengangkut penumpang yang biasanya digunakan oleh orang kelas atas saja.
 . . . . . . . kamu punya lifter? Dapat dari mana?
Oh, ini aku pinjam dari ayahku.
Kamu sudah minta izin?
Buat apa? Ini kan khusus untuk aku sendiri.
Apa? Jadi ini punyamu sendiri?
Ya begitulah! . . . . . . . . . Hei ayo naik!
Eh, i . . . iya (wah, kalo begini bahaya juga kan! Kalau ada yang tau dia anak orang kaya).
Ada apa?
Ng . . .nggak kok! Eh apa nggak sebaiknya kita lewat darat saja?
Kenapa?
Masalahnya kalau kamu pergi dengan ini nggak terlalu mencolok?
Oh, tenang saja! Nggak akan ada yang tahu kok.
. . . . . . . . . ya sudah, terserah kamu saja.
(^_^) itu lebih baik! Ok, ayo berangkat!
Setela itu kami memulai perjalanan ke ”Kota Zerien” Setelah sekian lama di perjalanan kami memutuskan untuk mencari tempat untuk beristirahat.
Hei Fess, kenapa hanya kita berdua saja yang ada di lifter ini? Di mana yang lain? “tanyaku”
Bukanya memang hanya kita saja yang naik ke sini? “jawab Fess”
Ja . . . jadi hanya kita berdua saja di sini?
Memang kenapa? Lagian kenapa gagap gitu?
(yang benar saja) Sebenarnya sih nggak masalah. Eh, kita sekarang lagi di mana?
Oh, kita lagi di “Gurun Leis”
Tunggu sebentar, kamu bilang ini Gurun Leis?
Iya, memang kenapa?
Bukanya di sini banyak perampok?
Tenang saja!
Tenang gimana? Gimana kalau ada peram . . . . pok
Belum selesai bebicara aku sudah di todong oleh perampok tadi.
Val! “kata Fess”
Kau, cepat serahkan kapal ini atau dia akan mati! “kata perampok itu”
Huh, orang ini menyusahkan saja! “kataku”
rastel skill magister lairan istel sword ”tambahku”
Hei apa yang kamu . . . . . . argh. . . . .  kau! Ap . . . a ya . . . ng gu . . . nakan ta . . . . . . di? “kata perampok tadi”
Val? Apa yang tadi kamu lakukan? “tanya Fess”
Eh, aku lupa bilang ya? waktu kita ada di reruntuhan itu aku menemukan spell untuk jarak dekat, jadi aku mencobanya (^_^). “jawabku”
Lalu orang ini kenapa?
Entahlah, aku juga baru pertama menggunakanya.
Jadi begitu!
Eh Fess, kamu di sini lalu siapa yang mengendalikan lifternya?
 . . . . . . . . . . . eh, aku lu . . . paaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa. . . . . . . . . .
Wawawawawaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

~Lalu kami menabrak tebing di depan kami~

Fess, kamu nggak apa-apa? “tanyaku”
Nggak, aku nggak apa-apa, tapi gimana sama perampok tadi? “jawab Fess”
Oh, dia bersamaku ini dia! Eh, tunggu sebentar rasanya ada yang aneh!
Maksudmu?
Aku rasa ada yang ganjil sama perampok ini!
Kenapa?
Sebentar biar ku buka topengnya dulu!
. . . . . . . . . eh!!!! Di. . . . dia perempuan! “kata kami berbarengan”
                Kupikir dia laki-laki! Pantas ada yang aneh! “kataku”
                Tapi sepertinya aku pernah melihatnya sebelumnya “pikirku”
                Aneh bagaimana?
                Waktu aku angkat dia aku rasa ada yang empuk gimanaaa gitu (^_^).
                Val! Maksudmu?
                Ya, Aku Rasa ada yang aneh saja, masalahnya cowok kan nggak punya yang itu! “kataku sambil menunjuk ke arah dada Fess (^_^)”
                Val! Kamu! Apa yang kamu pikirkan!
                Ugh . . . . aku dimana? “kata perampok itu”
Wah, sudah bangun rupanya “kataku”
Hei, kamu baik-baik saja? “kata Fess”
Eh, kalian kan! Di mana topengku?
Maksudmu ini?  . . . . maaf ya, aku terlalu keras sepertinya, “kataku”
Kamu kan . . . . . . . jangan-jangan kamu yang menolongku waktu lifter tadi jatuh? Dan, kamu juga yang aku sandera di pesawat tadi kan?
. . . . . ya, begitulah kira-kira “kataku”,
. . . . . . . te. . terima kasih sudah menyelamatkanku tadi “kata perampok itu”
Oh, itu nggak masalah, iya kan Val? “kata fess”
Um . . iya, nggak apa-apa kok. Eh siapa namamu?
Aku Lene “ kata perampok itu”
Lene!? Jangan-jangan dia . . . . “pikirku”
Oh, Lene! Aku Val, dan ini Fess “kataku”
Lene, kenapa kamu merampok kami? “tanya Fess”
I . . . itu karena aku di paksa oleh pimpinan perampok di sini, dia menyandera adiku dan orang-orang desa ini  “jawab Lene”
Kenapa kamu tidak mencoba menyelamatkan mereka? “tanyaku”
Aku sudah mencobanya, tapi dia terlalu kuat “kata Lene”
Jadi begitu, sekarang di mana pimpinan perampok itu? “kataku”
. . . . . . . . . . . .Val, apa  kamu bermaksud untuk mencari pimpinan perampok itu sendirian? “kata Fess”
Aku rasa itu nggak masalah, dimana pimpinan perampok itu? “tanyaku sekali lagi”
Dia ada di Gua Cross, di dekat danau Cross “kata Lene”
Baiklah, aku akan ke sana! Fess kamu tolong jaga Lene ya! “kataku”
Lalu aku pergi ke Gua Cross, tapi sebelum pergi aku sudah memasangkan  pelindung untuk Fess dan Lene secara diam-diam. Hal ini aku lakukan jika saja Lene berbohong atau ada perampok lain yang menyerang kami. Lalu setelah sampai di Gua Cross aku bertemu dengan dua orang penjaga.
Siapa kau? “tanya penjaga itu”
Siapa aku itu tak penting, di mana pemimpinmu? Katakan kalau mau selamat “kataku”
Apa kau bilang? “kata penjaga-penjaga itu sambil menyerangku”
Sudah ku bilang kan! “kataku sambil berjalan mendekat”
. . . . . . . a . . . .apa!? . . . . . . “pekik kedua penjaga itu”
Dasar! Belum aku apa-apain sudah pingsan duluan! “kataku sambil berjalan masuk ke dalam”
Dimana sih pimpinan perampok itu?
. . . . . . . Hebat juga kau bisa sampai ke sini! “kata seseorang”
Siapa kau? “tanyaku”
Aku adalah pimpinan perampok di sini “katanya”
Oh, jadi kamu pimpinanya? Aku nggak yakin kamu pimpinan mereka? “kataku”
Apa katamu? “katanya”
(kelihatanya aku berhasil memprofokasinya ^_^)
Ya! tampangmu nggak meyakinkan, anak buahmu jauh lebih seram “kataku”
Apa!? Kamu mau mati ya!
Apa kau bisa? Coba saja!
Bedebah kau! “katanya sambil menyerangku”
. . . . . . . .
Huh! Membosankan, aku nggak bertemu lawan yang kuat di sini! Senjatamu itu nggak akan bisa melukaiku! “kataku”
Dziiig! Bugh! Door! Duak!
. . . . . . . . . . . . . .
Seketika itu pula perampok itu kalah.
Mudah sekali? Hanya segini saja? “tanyaku” (kupikir bakal lebih seru dari ini ^_^).
Hei! Bangun! Dimana sanderanya? “tanyaku”
. . . . . . . . (hmm. .. sepertinya dia pingsan, ya sudah kalau sudah begini aku cari sendiri saja!) “pikirku”
~Setelah itu aku berusaha mencari orang-orang yang di sandra oleh perampok itu, dan aku berhasil menemukan mereka.~
Hei, kalian tidak apa-apa? “tanyaku”
Siapa kamu? “tanya seseorang yang ada di sana”
Sudah, itu nggak usah dipikirkan! Mau keluar nggak? “tanyaku lagi”
Tentu saja kami mau! “kata orang tadi”

2 comments: